Menyoal Mitos "Nazar Ngibing Ledhek" Dalam Islam

10 Oktober 2017 07:10:46 WIB

Nglegi (Sida Samekta). Budaya nazar “Ngibing Ledhek” berhubungan erat dengan keyakinan atau mitos warga masyarakat Jawa, khususnya Jogja. Masih banyak diantara warga meyakini sebagai sarana mencari keselamatan, kesehatan, keluar dari persoalan hidup dan sebagainya. (maaf foto hanya sebagai ilustrasi)

Kepercayaan demikian sesungguhnya menunjukkan betapa minimnya pemahaman agama yang benar bagi warga masyarakat tersebut. PR bagi kita semua untuk kita berikan pencerahan yang benar, mungkin warga tersebut keluarga, saudara, tetangga, teman atau kenalan kita.

Sebagai contoh, ada warga yang nazar bagi anaknya, jika anaknya sembuh dari sakit, atau dari ujian hidup, apapun itu, maka saat rasul akan di ajak “Ngibing Ledhek” biar “luar” atau terlepas dari bebendu/ cobaan. Warga menganggap, diri sang penari ledhek itu memiliki kekuatan supra natural yang bisa menyingkirkan segala penyakit.

Alangkah baiknya jika, sama – sama mempunyai nazar, kita niatkan untuk infaq, shodaqoh, membantu pembangunan masjid, membantu anak yatim, piyatu atau orang miskin... tentu akan lebih manfaat dan merupakan jalan yang benar.

Ada pula karena “Gali Sumur” ternyata mendapatkan air jernih dan melimpah, maka warga tersebut mempunyai “UNI atau UJAR” (dalam agama Islam disebut NAZAR) akan “Ngibing Ledhek” saat Rasul. Hal – hal seperti ini yang perlu kita renungkan kembali, mengapa demikian... sampai saat ini masih banyak warga yang memiliki kepercayaan dan pemahaman yang belum sesuai dengan ajaran Islam. Alangkah ironinya jika para pemuka agama setempat tidak segera merespon terhadap kebutuhan dakwah bagi warganya.

Perlu kita kaji ulang pula pemahaman mitos budaya yang dapat membiaskan arti sebenarnya dari “nguri – uri budaya jawi”. Karena dalam budaya jawa, ada yang sesuai dengan ajaran Agama Islam, ada yang memang bertentangan dengan ajaran Agama Islam. Mengapa demikian? Karena perlu kita ketahui bahwa, budaya jawa berasal dari budaya Agama Hindu Budha sebelum Agama Islam masuk ke pulau jawa (sumber : https://fatihsaputro.wordpress.com/fakta-fakta-unik/sejarah-dan-perkembangan-agama-di-indonesia)

Kepada semua pihak, pemerintah desa, lembaga, tokoh agama, tokoh masyarakat, para akademisi dan generasi muda, untuk bersama – sama peduli, terus belajar tentang segala hal yang perlu kita pelajari, sehingga selalu “update” terhadap perubahan yang membangun dan mendidik warga menuju kehidupan yang lebih baik dan benar sesuai ajaran agama kita. (Yoyo)

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Data Kebudayaan Desa Nglegi

1. Rosulan, Nyadran, dan Ritus Pangan
     
NO

          

NAMA KEGIATAN

 

 WAKTU PELAKSANAAN

 KET

1 Rasul Desa Nglegi Senin, 19 Agustus 2019 -

Radio Persatuan Nglegi (PERSEGI)

Aparatur Pemerintah Desa Nglegi

            PERANGKAT DESA NGLEGI
     
NO

          

NAMA

 

 JABATAN

1 WASDIYANTA Lurah
2 KUNCORO KRESNO, S.Kom Carik
3 SURADI Jogoboyo
4 SUROYO, S.Sos.I Kamituwa
5 SUDIYONO Ulu - Ulu
6 ANA RACHMATUN Danarto
7 TRI MULYANI, A.Md Pangripto
8 RADIYO Tata Laksana
9 KARNOTO Staf
10 CIPTO YUWONO, S.IP Staf
11 SUPARTONO Staf
12 NUR SHOLIKIN Staf
13 AYUS GUNTORO Dukuh Klepu
14 TRI SUHARTANTA Dukuh Trukan
15 SUGIMAN Dukuh Nglegi
16 TRI KARYADI Dukuh Nglampar
17 TUKARJO Dukuh Kembang
18 WARTONO Dukuh Gedoro
19 SUHARJONO Dukuh Padangan
20 MURYANTO Dukuh Glagah
21 DEWI LESTARI Dukuh Karang